G7 mempertimbangkan opsi energi alternatif seperti energi nuklir dan biofuel. (seputarenergi.com)

Langkah besar telah diambil oleh para menteri negara-negara Kelompok Tujuh (G7) dalam pertemuan tingkat menteri di Turin, Italia. Mereka telah mencapai kesepakatan untuk menutup pembangkit listrik tenaga batu bara pada paruh pertama tahun 2030-2035. Keputusan ini dipandang sebagai tonggak penting dalam perjalanan transisi dari penggunaan bahan bakar fosil menuju energi yang lebih ramah lingkungan.

Menurut Menteri Energi Italia, Gilberto Pichetto Fratin memaparkan dalam pertemuan tersebut berhasil mencapai kesepakatan teknis, dengan rencana untuk mencapai kesepakatan politik akhir pada hari Selasa (30/4/2024). Ini mengindikasikan komitmen G7 untuk melakukan dekarbonisasi perekonomian mereka, sebagaimana tercantum dalam “komunike akhir” yang dirilis.

Langkah ini juga sejalan dengan perjanjian global pada Konferensi Tingkat Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Perubahan Iklim (COP28), yang menyerukan penghapusan bahan bakar fosil. Batu bara dianggap sebagai salah satu bahan bakar paling polutan, menjadi fokus utama dalam upaya ini.

Meskipun beberapa negara G7 memiliki ketergantungan yang signifikan pada batu bara dalam pembakit listrik tenaga batu bara mereka, langkah untuk mengakhiri penggunaannya menunjukkan komitmen serius untuk mengurangi emisi karbon. Contohnya adalah Jerman dan Jepang yang pada tahun lalu menghasilkan lebih dari seperempat listrik mereka dari batu bara.

Italia memiliki kontribusi yang lebih kecil dalam penggunaan batu bara, juga telah memutuskan untuk menutup sebagian besar pembangkit listrik batu bara mereka. Tahun lalu, sekitar 4,7% dari total listrik Italia dihasilkan dari pembangkit listrik batu bara. Roma berencana untuk menonaktifkan pembangkit listrik ini mulai tahun 2025, kecuali di pulau Sardinia yang tenggat waktunya ditetapkan pada tahun 2028.

Selain menutup pembakit listrik tenaga batu bara, G7 juga mempertimbangkan opsi energi alternatif seperti energi nuklir dan biofuel. Kedua sumber energi ini dianggap sebagai langkah maju untuk mencapai tujuan dekarbonisasi dalam sektor pembangkit listrik dan transportasi.

Dengan kesepakatan ini, G7 menandai komitmen mereka untuk melangkah maju dalam menghadapi tantangan perubahan iklim global. Langkah-langkah ini tidak hanya akan berdampak positif pada lingkungan, tetapi juga memberikan dorongan bagi inovasi dan investasi dalam sektor energi terbarukan. Semoga langkah-langkah ini dapat menjadi contoh yang diikuti oleh negara-negara lain dalam upaya menjaga bumi kita.

Demikian informasi seputar G7 yang menyepakati pengurangan penggunaan pembakit listrik tenaga batu bara. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Futurebali.Com.