Pemerintah berusaha memastikan terjalinnya kemitraan yang kuat antara Indonesia dengan lembaga keuangan global guna mendukung transisi energi. (Tempo.co)

Transisi energi menjadi salah satu isu utama yang dihadapi Indonesia saat ini. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan bahwa persoalan ini bukan hanya menjadi tanggung jawab Kementerian ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) saja, melainkan juga melibatkan berbagai instansi terkait. Hal ini disampaikan dalam Indonesia International Conference for Sustainable Finance and Economy 2023 (IICSFE 2023), yang menyoroti pentingnya investasi besar-besaran guna mewujudkan transisi energi secara efektif.

Dalam konferensi tersebut, Sri Mulyani menyoroti peran Kementerian Keuangan (Kemenkeu) sebagai salah satu pihak yang aktif terlibat dalam diskusi transisi energi. Selain pembangunan energi terbarukan dan penutupan pabrik batu bara, transisi energi juga melibatkan aspek penggalangan dana yang substansial guna menunjang peralihan tersebut.

Indonesia sendiri masih bergantung sebagian besar pada pembangkit listrik tenaga batu bara, yang berkontribusi sebesar 62% dari total PLTU yang dimiliki oleh PT PLN (Persero). Untuk mencapai target nol emisi pada tahun 2060, diperlukan investasi yang cukup besar dari berbagai pihak, dengan jumlah yang diperkirakan mencapai US$ 95,9 miliar atau sekitar Rp 1.496 triliun dalam kurun waktu 2023 hingga 2030, serta US$ 530 miliar atau sekitar Rp 8.268 triliun dalam kurun waktu 2030 hingga 2050. Investasi sebesar ini diharapkan dapat diperoleh melalui partisipasi dari negara-negara asing dan lembaga investasi global.

Sri Mulyani menekankan pentingnya pendanaan yang memadai dalam mewujudkan transisi energi, dan pemerintah telah mengupayakan berbagai mekanisme untuk menarik minat investasi dari berbagai pihak, baik secara nasional maupun internasional. Melalui berbagai program seperti Energy Transition Mechanism (ETM) dan comprehensive investment plan (CIP), pemerintah berusaha memastikan terjalinnya kemitraan yang kuat antara Indonesia dengan lembaga keuangan global guna mendukung transisi energi ini.

Dalam konteks yang lebih luas, Sri Mulyani menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan pelaku ekonomi global dalam mengatasi tantangan transisi energi. Serta, ia menegaskan perlunya perencanaan finansial yang matang untuk memastikan kelancaran implementasi dari rencana-rencana transisi energi yang telah disusun. Dengan demikian, langkah-langkah konkret dalam mengatasi tantangan transisi energi dapat terwujud secara efektif dan berkelanjutan di Indonesia.

Demikian informasi seputar transisi energi. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Futurebali.com.