Lahan bekas tambang batu bara di China mencakup lebih dari 20.000 kilometer persegi. (Beritasatu.com)

Lahan bekas tambang batu bara di China tengah mengalami transformasi signifikan berkat proyek inovatif yang mengubah area penurunan tanah menjadi kolam ikan dan sawah subur. Proyek ini, yang dijalankan oleh Huaihe Energy Holding Group Co., Ltd. dan Universitas Sains dan Teknologi Anhui (AUST), melibatkan teknik penanaman padi di permukaan air sambil melakukan budidaya ikan di bawahnya.

Dalam percobaan lahan bekas tambang batu bara ini, Cui Hongbiao pengajar di Sekolah Bumi dan Lingkungan AUST, bersama murid-muridnya, mengamati perkembangan padi yang tumbuh di ladang terapung di tepi sungai.

Proyek bertajuk “Penelitian dan Demonstrasi Teknologi dan Model Utama untuk Penanaman di Permukaan Air di Area Penurunan Permukaan Tanah Bekas Tambang Batu Bara” ini menandai langkah penting dalam rehabilitasi lahan bekas tambang.

Pada akhir Agustus, batch pertama padi percobaan telah dipanen dengan hasil yang memuaskan. Panel evaluasi, termasuk akademisi dari Akademi Teknik China, menilai bahwa padi yang dipanen memenuhi standar kualitas nasional.

“Integrasi teknologi penanaman padi dan akuakultur ini menawarkan jalur efektif untuk pengelolaan lahan bekas tambang secara komprehensif di seluruh negeri,” ujar Yuan Liang, presiden AUST.

Lahan bekas tambang batu bara di China mencakup lebih dari 20.000 kilometer persegi, dan upaya seperti ini menjadi penting untuk mengatasi masalah penurunan tanah.

Ketua Huaihe Energy Holding Group, Wang Shisen menekankan bahwa proyek ini membantu mengatasi konflik antara penambangan batu bara dan perlindungan lahan pertanian. Proyek ini mencakup area seluas 50 mu (sekitar 3,33 hektare) dan menunjukkan potensi besar dalam rehabilitasi lingkungan.

Menurut penelitian, akar padi membantu memurnikan kualitas air dengan menyerap nutrisi berlebih seperti nitrogen dan fosfor. Ini menandai langkah besar dalam mengelola lahan bekas tambang secara hijau dan berkelanjutan, mengubahnya dari area terdegradasi menjadi sumber daya produktif.

Meskipun hasil awal sangat menjanjikan, Cui mengingatkan bahwa inovasi dan pemantauan terus-menerus diperlukan untuk mengatasi tantangan seperti hama dan penyakit. Proyek ini merupakan langkah penting dalam penelitian dan upaya produksi pangan yang lebih luas, serta contoh konkret bagaimana teknologi dan praktik pertanian dapat mengubah lanskap bekas tambang menjadi aset lingkungan yang berharga.

Demikian informasi seputar pengelolaan lahan bekas tambang batu bara di China yang disulap menjadi ladang pertanian. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Biserje.Com.