China menjadi penyelamat bagi pasar batu bara karena permintaannya yang meningkat sehingga harga kembali naik. (Headline.com)

Harga batu bara dunia kembali menunjukkan kegairahan pada perdagangan Kamis (30/5) kemarin, meskipun perekonomian Amerika Serikat (AS) melambat pada kuartal pertama tahun ini. Kenaikan permintaan dari China menjadi salah satu faktor pendorong harga batu bara hingga hari ini, mengingat China merupakan konsumen terbesar batu bara global.

Data terbaru dari Refinitiv menunjukkan bahwa harga batu bara acuan ICE Newcastle untuk kontrak Juni 2024 berada di posisi US$140,25 per ton, menguat sebesar 0,25% dari posisi sebelumnya. Meskipun sentimen terhadap perekonomian AS memburuk setelah dirilisnya data PDB kuartal pertama yang menunjukkan pertumbuhan lebih lambat dari perkiraan sebelumnya, harga batu bara global tetap bergerak naik.

Departemen Perdagangan AS mencatat pertumbuhan ekonomi pada tingkat tahunan sebesar 1,3% pada kuartal pertama, turun dari perkiraan awal. Pengurangan konsumsi menjadi penyebab utama dari revisi penurunan tersebut.

Sementara itu, di Pelabuhan Baltimore pusat ekspor batu bara terbesar kedua di AS, operasi ekspor telah dimulai kembali dengan beberapa pembatasan setelah terhenti sejak Maret lalu akibat runtuhnya jembatan.

Di sisi lain, China tetap menjadi penyelamat bagi pasar batu bara, dengan proyeksi pertumbuhan ekonominya yang diperkirakan akan meningkat. Proyeksi IMF menaikkan pertumbuhan ekonomi China menjadi 5% pada 2024, didukung oleh langkah-langkah kebijakan terkini.

Investor juga menanti rilis data aktivitas manufaktur China, yang dapat memberikan gambaran mengenai pemulihan ekonomi negara tersebut. Konsensus pasar memperkirakan PMI manufaktur pada bulan Mei akan sedikit naik menjadi 50,5.

Meskipun demikian, sektor manufaktur China masih berada di ambang batas antara pertumbuhan dan kontraksi. Hal ini menandakan bahwa pemulihan ekonomi China masih perlu dipantau secara cermat oleh pasar global.

Demikian informasi seputar perkembangan terbaru harga batu bara. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Futurebali.Com.