Lapangan Abadi Blok Masela yang diharapkan akan mulai beroperasi pada kuartal IV 2029. (BisnisIndonesia.id)

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menetapkan target untuk menyelesaikan proses komersialisasi hasil gas dari Blok Masela dan Indonesian Deepwater Development (IDD) pada tahun ini. Hal ini menandakan langkah penting dalam memastikan kejelasan pembeli gas dari dua wilayah kerja migas besar ini.

Menurut Deputi Keuangan dan Komersialisasi SKK Migas, Kurnia Chairi memaparkan saat ini minat pembelian gas dari Blok Masela dan IDD baru sebatas Nota Kesepahaman dan Memorandum of Understanding (MoU). Beberapa perusahaan dari dalam negeri dan luar negeri telah menandatangani kesepakatan ini, meskipun detail pembeli belum bisa diungkapkan karena masih dalam proses.

Salah satu kesepakatan yang telah tercapai adalah antara PT PLN dan PT Pupuk Indonesia dengan INPEX untuk pasokan gas dari proyek LNG Abadi Masela sebanyak 150 juta kaki kubik gas per hari selama 20 tahun ke depan.

Kurnia Chairi menjelaskan bahwa setelah MoU, akan dilakukan analisis untuk menentukan solusi terbaik berdasarkan profil pasokan yang direncanakan atau kemampuan produksi, dengan mempertimbangkan kebutuhan masing-masing pembeli yang berbeda-beda dari tahun ke tahun.

SKK Migas juga akan memperhatikan pemenuhan porsi gas domestik, di mana proses selanjutnya akan meminta persetujuan dan penetapan alokasi dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Setelah mendapatkan persetujuan tersebut, maka akan dibuat kontrak Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG).

“Kami berupaya agar proses ini bisa diselesaikan secara bertahap. Tahun ini menjadi target untuk menyelesaikan proses komersialisasi ini,” ungkap Kurnia.

Lapangan Abadi Blok Masela yang diharapkan akan mulai beroperasi pada kuartal IV 2029, memiliki potensi untuk memproduksi 9,5 juta ton LNG per tahun, 150 MMSCFD untuk gas pipa, dan 35.000 barel kondensat per hari. Sementara itu, Proyek Indonesian Deepwater Development (IDD) di Cekungan Kutai, Provinsi Kalimantan Timur, ditargetkan untuk mulai beroperasi pada tahun 2027.

Proyek ini memiliki potensi produksi gas alam hingga 844 MMSCFD dan minyak bumi sebanyak 27.000 barel per hari, dengan harapan dapat meningkatkan produksi gas hingga 12.000 MMSCFD pada tahun 2030.

Dengan berbagai proyek besar yang sedang berjalan, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pemain utama di pasar energi dunia, terutama dalam industri migas melalui salah satunya komersialisasi hasil gas dari Blok Masela. Dengan komitmen yang kuat dan kerjasama antarlembaga terkait, diharapkan tujuan ini dapat tercapai dengan sukses.

Demikian informasi seputar komersialisasi hasil gas dari Blok Masela. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Futurebali.Com.