Para pengusaha optimis dengan prospek saham batu bara yang semakin menjanjikan. (Headline.com)

Saham batu bara mencatat kenaikan tajam pada perdagangan Kamis (12/9), dipicu oleh penguatan harga komoditas dan rencana strategis dari PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO). Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham beberapa emiten terkemuka melonjak, dengan PT Perdana Karya Perkasa Tbk (PKPK) mencatat auto rejection atas (ARA) sebesar 24,62 persen.

Sementara itu, Saham batu bara PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) meningkat 12,50 persen dengan nilai transaksi mencapai Rp1 triliun hingga penutupan sesi pertama.

Kenaikan ini disinyalir terkait rencana Adaro yang akan melakukan pemisahan bisnis (spin-off) batu bara termal dengan menjual kepemilikan sahamnya di PT Adaro Andalan Indonesia (AAI).

Saat ini, ADRO menguasai 99,99 persen saham AAI, yang merupakan induk dari berbagai perusahaan tambang batu bara termal seperti PT Adaro Indonesia dan PT Semesta Centramas.

Langkah spin-off itu dinilai dapat memperkuat bisnis hijau ADRO dengan memberikan akses pembiayaan yang lebih kompetitif.

Dampak Positif Bagi Saham Batu Bara Lainnya

Selain ADRO, sejumlah saham emiten batu bara lainnya juga menunjukkan tren positif. Saham PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG), yang merupakan pemegang saham ADRO, melonjak 12,50 persen. Saham FIRE naik 9,90 persen, TOBA 5,56 persen, dan INDY 4,55 persen.

Sementara itu, HRUM, MBAP, dan BUMI masing-masing naik 4,26 persen, 4,05 persen, dan 3,19 persen. Tidak hanya itu, saham emiten besar seperti ABMM, PTBA, dan DOID juga menghijau, mencatat kenaikan antara 2 hingga 3 persen. Penguatan ini mencerminkan optimisme investor terhadap prospek saham batu bara yang semakin menjanjikan.

Pada Rabu (11/9), kontrak berjangka batu bara Newcastle untuk pengiriman Oktober 2024 naik 0,29 persen menjadi USD136 per ton. Meski sempat mencatat penurunan mingguan sebesar 2,44 persen, harga batu bara kembali menguat seiring dengan naiknya kontrak gas acuan Eropa.

Kenaikan harga batu bara ini didorong oleh kekhawatiran terhadap pasokan gas dan prediksi cuaca yang lebih dingin di Eropa, sehingga meningkatkan permintaan energi untuk pemanasan. “Peningkatan suhu dingin di Eropa minggu ini telah mendorong harga energi naik,” ujar Stewart Spink, seorang trader energi di Northern Gas & Power.

Demikian informasi seputar perkembangan saham batu bara di Indonesia. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Futurebali.Com.