Perbincangan Presiden Jokowi dan Perdana Menteri Laos, Sonexay Siphandone banyak membahas masalah kerja sama ekonomi, khususnya antara BUMN Indonesia dan BUMN Laos. (Setkab.go.id)

Kedatangan para pemimpin negara Asia Tenggara ke kota Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, guna menghadiri KTT ASEAN ke-42 yang akan dilangsungkan esok, telah menjadi berita hangat. Tak hanya itu, beberapa dari mereka pun telah melangsungkan pertemuan empat mata dengan Presiden Jokowi (Joko Widodo).

Salah satu pemimpin yang telah mengadakan pertemuan tersebut adalah Perdana Menteri Laos, Sonexay Siphandone, yang sore tadi berbincang dengan Presiden Jokowi. Melalui keterangan dari Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, diketahui bahwa perbincangan keduanya banyak membahas masalah kerja sama ekonomi, khususnya antara BUMN Indonesia dan BUMN Laos.

“Kedua pemimpin membahas sejumlah isu terkait kerja sama ekonomi dengan Laos, misalnya saja Presiden Jokowi menyampaikan beberapa usulan kerja sama BUMN Indonesia,” ungkap Retno dalam keterangannya secara virtual pada Selasa (9/5) lalu.

Retno menjelaskan bahwa terdapat paling tidak tiga kerja sama BUMN Indonesia dan Laos yang telah dibicarakan. Yang pertama adalah kerja sama antara PLN dan Electricite du Laos (EDL). Meski tak secara rinci dijelaskan mengenai kerja sama apa yang akan dilakukan oleh kedua perusahaan negara tersebut, namun dikabarkan bahwa kerja sama tersebut akan berkaitan dengan pengoperasian listrik di Laos.

Kerja sama berikutnya adalah antara PT Dirgantara Indonesia dengan Angkatan Udara Laos, di mana PT Dirgantara Indonesia akan melakukan pengadaan pesawat bagi Angkatan Udara Laos. Dan terakhir, kerja sama antara PT INKA, pabrikan lokal kereta api di Indonesia, dan BUMN Laos, PetroTrade Lao Public Company, untuk melakukan pengadaan kereta.

Selain membahas kerja sama ekonomi, kedua pemimpin, Presiden Jokowi dan Menteri Laos, Sonexay Siphandone juga membahas masalah pemberantasan tindak pidana perdagangan manusia. “Kerja sama dalam mengatasi human trafficking in person sangat penting bagi kedua negara,” ungkap Retno.