Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada impor migas dan berkontribusi lebih besar terhadap devisa negara. (Ruangenergi.com)

Menteri ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral), Bahlil Lahadalia menginstruksikan percepatan reaktivasi sumur minyak yang saat ini tidak aktif atau idle sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan produksi migas (minyak dan gas bumi) dalam negeri.

Reaktivasi sumur idle ini diharapkan dapat mendongkrak produksi migas secara signifikan, sehingga mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor energi.

“Saya perintahkan sumur-sumur idle yang dikuasai Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) untuk segera diaktifkan kembali. Jika tidak ada tindakan, kami tidak segan-segan untuk mencabut izinnya,” tegas Bahlil saat menjadi pembicara di Program Executive Course on Strategic Management and Leadership Cohort-4 Universitas Pertahanan, Jakarta, Selasa (27/08).

Menurut Bahlil, sumur-sumur idle memiliki potensi besar dalam menambah produksi migas tanpa perlu eksplorasi baru yang memakan waktu dan biaya tinggi. Dari total 44.985 sumur yang ada di Indonesia, sekitar 16.990 di antaranya masuk dalam kategori sumur idle.

Namun, tidak semua sumur tersebut memiliki potensi untuk direaktivasi, mengingat beberapa kendala seperti kurangnya potensi subsurface, biaya reaktivasi yang tinggi, serta harga minyak mentah dunia yang fluktuatif.

Reaktivasi sumur idle merupakan langkah strategis yang penting untuk memperkuat ketahanan energi nasional. Dengan meningkatnya produksi migas, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada impor dan berkontribusi lebih besar terhadap devisa negara.

Pemerintah menetapkan kriteria sumur idle yang potensial untuk direaktivasi, di antaranya adalah lapangan produksi yang selama dua tahun berturut-turut tidak diproduksi atau lapangan yang telah memiliki Plan of Development (POD) namun tidak diimplementasikan dalam dua tahun terakhir.

KKKS diberikan beberapa opsi untuk mengoptimalkan Wilayah Kerja (WK) idle, seperti menggarap sendiri, bekerja sama dengan badan usaha lain, mengusulkan pengelolaan oleh KKKS lain, atau mengembalikan WK tersebut kepada negara untuk dilelang kembali.

Langkah-langkah ini diharapkan dapat mempercepat upaya peningkatan produksi migas nasional dan memperkuat ketahanan energi Indonesia.

Demikian informasi seputar rencana produksi migas di Indonesia. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Futurebali.Com.