Investasi Unicorn nantinya siapakah yang merasakan buahnya? Pertanyaan tersebut sekarang terjawab oleh Menkominfo Rudiantara sebagai berikut. Diketahui Unicorn adalah sebuah gelar untuk Startup dengan valuasi diatas 1 miliar USD.

Menkominfo Rudiantara mengatakan dengan tegas “Kalau ditanya milik siapa, untuk siapa, kita lah,”. Beliau juga menjelaskan model bisnis startup berbeda dengan perusahaan konvensional. Rudiantara menjelaskan saat ini masyarakat Indonesia masih memegang pemikiran bisnis konvensional.

“Orang invest ke startup invest-nya terhadap orang. Justru dipersyaratkan founder-nya tidak boleh keluar sampai mungkin saat nanti listed atau apa. Perbedaan yang paling hakiki ada di situ,” ujarnya.

Jadi jika misalnya ada perusahaan patungan, maka yang menjadi petinggi adalah pemilik modal terbesar. Sedangkan di startup, yang terjadi tidak seperti itu.

“Venture capital biasanya hanya financial investor. Mentok-mentok mereka mengisi posisi sebagaai komisaris. CEO, manajerial, tetap dipegang para pendirinya. Mereka invest karena kepercayaan mereka terhadap sumber daya manusia. Jadi yang mahal itu ya Nadiem, William, Zaky, Ferry, jangan sampai keluar dari unicor-nya,” katanya menambahkan.

Selanjutnya, kalau ada investor masuk ke dalam negeri melalui unicorn, apakah itu akan menjadi rezeki bagi pribumi atau lumbung pihak asing? Begini jawaban pria yang kerap disapa Chief RA tersebut.

“Kalau ada investor masuk ke dalam negeri melalui unicorn tadi katanya ini bakar uang. Bakar uangnya buat siapa? Yang menikmati subsidi ya konsumen Indonesia. Yang paling beruntung adalah masyarakat Indonesia karena aplikasi-aplikasinya menyelesaikan masalah di masyarakat,” tuturnya.

“Kita juga harus senantiasa alert, senantiasa waspada, tapi jangan sampai membuat kita paranoia,” pungkasnya.

Unicorn Menurut Tjandra Limanjaya

Investasi ke Unicorn yang dalam debat capres menjadi sangat viral, karena capres Prabowo khawatir jika investasi yang ditanamkan ke perusahaan rintisan itu akan dinikmati oleh pihak asing. Pengusaha Tjandra Limanjaya menanggapi dengan senyuman, pasalnya investasi unicorn berbeda dengan investasi keperusahaan konvensional.

Investasi unicorn itu perusahaan besar berinvestasi untuk sumberdaya manusianya. Manusia yang cerdas yang bisa menyelesaikan suatu masalah yang ada di masyarakat. Perusahaan besar percaya kepada suatu karya dari SDA yang dianggap memiliki kecerdasan yang membatu masyarakat luas.

Ada 4 unicorn dari Indonesia, seperti Gojek, Traveloka, Tokopedia dan Bukalapak. Mereka semua ada untuk membantu mengatasi masalah masyarakat dalam kebutuhan sehari-harinya.