Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur sangat kaya akan destinasi wisata alam yang sangat mempesona. Bagi yang ingin menikmati liburan anti mainstream, maka Desa Wae Rebo dapat menjadi pilihan. Selain menyajikan pemandangan yang mempesona, desa ini juga mampu memanjakan para wisatawan karena memiliki petualangan tersendiri.
Desa Wae Rebu merupakan salah satu desa tertinggi di Indonesia. Desa ini berada diketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut. Sehingga tak heran jika untuk menuju ke desa ini dibutuhkan sedikit perjuangan.
Perjuangan berupa perjalanan yang cukup panjang memang sedikit melelahkan. Namun demikian, semua itu akan terjawab setelah sampai di Desa Wae Rebo. Nilai-nilai kebudayaan masih dijunjung tinggi di desa ini. Bahkan yang paling menarik adalah ketika Anda berada di desa ini maka akan terasa seperti di atas awan.
Desa dengan sebutan desa atas awan ini tentu akan memberikan pengalaman berbeda bagi para wisatawan. Yang menarik selanjutnya adalah Desa Wae Rebo memiliki 7 rumah adat yang berbentuk kerucut dan telah bertahan selama lebih dari 19 generasi. Masyarakat setempat menyebut rumah adat tersebut dengan anama Mbaru Niang. Sehingga UNESCO menyebutkan bahwa Desa Wae Rebo menjadi situs warisan budaya dunia pada tahun 2012.
Selain budaya yang masih tradisional, Desa Wae Rebo juga menghadirkan suasana alam yang masih alami. Pengunjung dapat mengabadikan momen dimana sekeliling desa tertutup awan. Disekiling desa juga terdapat benyak pohon hijau yang rindang.
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, untuk menuju ke Desa Wae Rebo di Nusa Tenggara Timur dibutuhkan perjuangan. Dari Labuan Bajo, Pengunjung dapat meneruskan perjalanan ke Ruteng yang memakan waktu sekitar 6 jam. Kemudian dilanjutkan dengan naik kendaraan umum untuk sampe ke Desa Denge dengan waktu perjalanan 2 jam.
Dari Desa Denge, pengunjung dapat beristirahat karena perjalanan selanjutnya hanya dapat dilakukan dengan berjalan kaki. Perjalanan dengan jalan kaki dari Desa Denge menuju Desa Wae Rebo membutuhkan waktu yang cukup lama, yakni 5 jam. Sesampainya di lokasi pengunjung dapat menumpang di salah satu rumah adat yang ada.