Bagi anda yang ingin berlibur ke Bali patut anda catat tentang Pembangunan Garuda Wisnu Kencana atau yang terkenal dengan nama GWK dipastikan akan selesai pada bulan Agustus 2018.

Sebelumnya pembangunan patung yang digadang gadang akan menjadi salah satu patung terbesar dan tertinggi di dunia sempat mandek hingga 20 tahun. Proyek pembangunan patung kembali dimulai pada tahun 2014-2015 hingga sekarang.

Pembangunan GWK sendiri akan selesai pada bulan Agustus 2018, sampai saat ini pembangunan patung megah di Bali sudah mencapai 80 persen di Bulan Mei dan bisa mencapai 100 persen di bulan Agustus.

“Pada bulan Mei 2018 nanti akan diadakan topping-off untuk pemasangan mahkota Dewa Wisnu di bagian teratas patung GWK,” ucap Tony Rudianto, Sekretaris Perusahaan PT Alam Sutera Tbk, pengembang GWK dikuitp dari Kontan.co.id.

Salah satu percepatan pembangunan yang dilakukan GWK salah satunya adalah destinasi wisata ini akan menjadi salah satu destinasi wisata yang diperkenalkan di IMF-WB yang diselenggarakan di Bali bulan Oktober 2018.

Nah bagi anda yang belum tahu atau penasaran tentang Garuda Wisnu Kencana kita akan ulas bersama. Penggagas atau arsitek dari GWK merupakan salah satu senima besar di Bali yaitu I Nyoman Suarta. Nyoman menjadi salah satu arsitek handal di Indonesi dengan karya megahnya seperti Jalesveva Jayamahe di Surabaya dan Monumen Proklamasi Indonesia di Jakarta menjadi salah satu karyanya.

Tinggi patung garuda wisnu kencana yang 120 meter dengan lebar 64 meter dengan melambangkan Dewa Wisnu yang dalam agama Hindu adalah Dewa Pemelihara (Sthiti), mengendarai burung Garuda. Tokoh Garuda dapat dilihat di kisah Garuda & Kerajaannya yang berkisah mengenai rasa bakti dan pengorbanan burung Garuda untuk menyelamatkan ibunya dari perbudakan yang akhirnya dilindungi oleh Dewa Wisnu.

GWK jika sudah jadi sempurna akan bisa dilihat dari jarak pandang sampai dengan 20 km sehingga dapat terlihat dari Kuta, Sanur, Nusa Dua hingga Tanah Lot. Patung Garuda Wisnu Kencana ini merupakan simbol dari misi penyelamatan lingkungan dan dunia. Patung ini terbuat dari campuran tembaga dan baja seberat 4.000 ton. Untuk pembangunan sampai jadi diperkirakan menelan biaya hingga Rp 157 Milliar.