Dikabarkan bahwa Bank Indonesia akan memberikan suku bunga menarik dan kompetitif, bahkan bisa lebih tinggi dari suku bunga dalam negeri maupun luar negeri. (propertree.id)

Bank Indonesia (BI) meyakini bahwa devisa hasil ekspor (DHE) yang akan masuk ke sistem keuangan Indonesia akan mengalami peningkatan signifikan setelah diberlakukan Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2023. Hal ini tergantung pada tingkat kepatuhan eksportir yang menjalankan aturan menyimpan DHE-nya selama 3 bulan. Gubernur BI, Perry Warjiyo menyatakan bahwa jika kepatuhan eksportir mencapai 90%, diprediksi DHE yang masuk mencapai US$9,2 miliar per bulan. Namun, poin pentingnya adalah tingkat kepatuhan eksportir yang harus maksimal.

“Prediksi BI tentu saja sangat tergantung pada tingkat kepatuhannya. Namun, DHE yang masuk akan mulai mencapai puncaknya pada bulan Desember karena proses ini memerlukan waktu 3 bulan. Jika kepatuhannya mencapai 90%, diperkirakan DHE yang masuk mencapai US$9,2 miliar per bulan,” ungkapnya dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala KSSK III Tahun 2023 di Kantor Bank Indonesia, Jakarta, pada Selasa (1/8/2023).

Perry juga menyatakan bahwa jika tingkat kepatuhannya hanya 75%, diprediksi DHE yang masuk sekitar US$8 miliar per bulan. Namun, ia tetap optimistis bahwa jumlah DHE yang tersimpan dapat berkisar antara US$8 miliar hingga US$9 miliar per bulan. “Jika tingkat kepatuhannya 75%, diperkirakan DHE yang masuk sekitar US$8 miliar per bulan. Namun, kami tetap optimistis bahwa jumlah DHE yang tersimpan dapat mencapai kisaran US$8-9 miliar per bulan,” jelasnya.

Perry juga menekankan manfaat dari kebijakan menyimpan DHE selama 3 bulan di sistem keuangan negara. Pertama, kebijakan ini akan membantu pembiayaan ekonomi agar utang luar negeri tidak meningkat. Kedua, kebijakan ini akan mendorong hilirisasi dalam negeri. Dan ketiga, kebijakan ini akan mendukung pendalaman pasar uang dalam negeri.

“Intinya, eksportir masih memiliki fleksibilitas dengan menyimpan 70% DHE-nya untuk kebutuhan (cashflow). Sisanya, 30% DHE dapat ditempatkan dalam reksus atau deposito. Bank Indonesia akan memberikan suku bunga menarik dan kompetitif, bahkan bisa lebih tinggi dari suku bunga dalam negeri maupun luar negeri,” jelas Perry. Kebijakan ini diharapkan dapat memberikan manfaat positif bagi perekonomian Indonesia dan memperkuat posisi keuangan negara dalam menghadapi tantangan ekonomi global. Dengan potensi peningkatan DHE yang signifikan, pemerintah dan Bank Indonesia berharap untuk meningkatkan daya saing ekonomi Indonesia di kancah internasional.