Proyek hilirisasi batu bara yang bertujuan mengubahnya menjadi Dimethyl Ether (DME) sebagai pengganti Liquified Petroleum Gas (LPG) kini menjadi fokus utama Pemerintah Indonesia. Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yuliot Tanjung menyatakan bahwa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan diberi prioritas untuk menggarap proyek ini.
Jika BUMN menghadapi keterbatasan, maka pemerintah akan mendorong pembentukan joint venture dengan perusahaan swasta.
Yuliot menjelaskan bahwa komitmen yang kuat di awal sangat penting untuk keberhasilan proyek ini, agar tidak terulang kegagalan seperti yang terjadi pada kerjasama antara PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Pertamina (Persero), dan perusahaan Amerika, Air Products and Chemicals, Inc.
“Komitmen di awal harus kuat, agar kita tidak kehilangan momentum seperti yang terjadi sebelumnya,” ujarnya.
Meskipun Indonesia memiliki potensi besar dalam proyek hilirisasi batu bara, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia sebelumnya mengungkapkan bahwa tantangan utama adalah kemampuan teknologi. Oleh karena itu, Indonesia akan bekerja sama dengan negara-negara yang telah lebih dulu mengembangkan teknologi DME.
Yuliot menambahkan bahwa berbagai sumber teknologi dari Asia, Amerika, dan Eropa akan dipertimbangkan, dengan fokus pada efisiensi biaya. Dalam proyek DME ini, batu bara kalori rendah akan menjadi bahan baku utama, mengingat permintaan ekspor batu bara dengan kalori tinggi masih terbatas.
Pengembangan DME di Indonesia akan dilakukan di empat lokasi, yaitu Kabupaten Muara Enim dan Ogan Komering Ilir di Sumatera Selatan, Kabupaten Tanah Bumbu di Kalimantan Selatan, serta Kabupaten Kutai Timur di Kalimantan Timur, yang akan dibangun secara paralel.
Dengan potensi besar dalam hilirisasi batu bara menjadi DME, diharapkan proyek ini dapat mendukung keberlanjutan industri energi Indonesia sekaligus menggantikan ketergantungan pada LPG yang diimpor.
Demikian informasi seputar proyek hilirisasi batu bara di Indonesia. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Futurebali.Com.