
Produksi batu bara Indonesia pada paruh pertama tahun 2025 tercatat mencapai 357,6 juta ton. Meskipun angka ini cukup besar, namun hanya mencapai 48,34% dari target produksi tahun ini yang dipatok sebesar 739,67 juta ton.
Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia menjelaskan penurunan produksi batu bara Indonesia dipengaruhi oleh penurunan harga batu bara global yang turun sekitar 30%.
Sebagian besar produksi batu bara, yaitu 238 juta ton (66,5%), ditujukan untuk ekspor. Sementara 104,6 juta ton (29%) dialokasikan untuk kebutuhan domestik melalui Domestic Market Obligation (DMO), yang meliputi pembangkit listrik, smelter, dan industri lainnya. Adapun sisa 15 juta ton disisihkan sebagai stok.
Produksi Batu Bara Indonesia Turun 30% di Semester I 2025, Target Produksi Tercapai 48%
Bahlil menjelaskan bahwa harga batu bara global yang turun drastis akibat ketidakseimbangan antara pasokan dan permintaan telah mempengaruhi kinerja ekspor Indonesia. Meski Indonesia merupakan eksportir batu bara terbesar dunia, permintaan yang menurun mengakibatkan kesulitan dalam mengendalikan produksi dan harga.
Dengan total produksi batu bara dunia sekitar 1,3 miliar ton, Indonesia tetap berkomitmen untuk menjaga stabilitas pasokan batu bara bagi kebutuhan domestik dan global.
Realisasi produksi batu bara Indonesia pada Semester I 2025 menunjukkan angka yang lebih rendah dibandingkan dengan target yang ditetapkan. Meski demikian, sektor ini tetap penting bagi perekonomian Indonesia, baik untuk ekspor maupun kebutuhan domestik.
Pemerintah berencana untuk mengelola sumber daya ini dengan hati-hati, menjaga keseimbangan antara pasokan domestik dan ekspor untuk kepentingan generasi mendatang.
Demikian informasi seputar produksi batu bara Indonesia. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Futurebali.Com.