PLTA Kayan Dok.ANTARA

Saat ini Kalimantan Indonesia sedang beriringan melakukan berbagai pengembangan mulai dari Pembangunan Ibu Kota Nusantara, transportasi, sampai ke ranah pembangunan energi terbarukan seperti halnya PLTA Kayan yang Tengah dibangun saat ini di Kalimantan Utara.

Mengenal PLTA Kayan Cascade

PLTA Kayan Cascade dirancang sebagai proyek besar yang terdiri dari lima bendungan yang akan dibangun secara bertahap di sepanjang Sungai Kayan. Setiap bendungan memiliki peran penting dalam meningkatkan kapasitas pembangkit listrik di kawasan tersebut.

Ketika seluruh proyek ini selesai pada tahun 2035, PLTA Kayan Cascade diharapkan mampu menghasilkan total kapasitas listrik sebesar 9.000 Megawatt (MW). Angka ini menunjukkan potensi besar dari proyek ini dalam menyuplai kebutuhan energi yang semakin meningkat di Kalimantan.

Pembangunan PLTA Kayan Cascade dilakukan melalui lima tahap. Pada tahap pertama, diperkirakan akan menghasilkan 900 MW, memberikan dasar yang kuat untuk tahap-tahap selanjutnya.

Tahap kedua dari proyek ini direncanakan menghasilkan 1.200 MW, disusul oleh tahap ketiga dan keempat yang masing-masing akan menghasilkan 1.800 MW. Pada tahap kelima dan terakhir, kapasitas pembangkit akan mencapai 3.300 MW, menjadikannya salah satu proyek energi terbesar di Indonesia.

Kontribusi untuk Ibu Kota Nusantara (IKN)

Memasok listrik hijau ke Ibu Kota Nusantara (IKN) yang baru merupakan salah satu tujuan utama dari pembangunan PLTA Kayan Cascade, yang terletak di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Proyek ini dirancang dengan visi untuk memberikan solusi energi berkelanjutan bagi ibu kota baru, yang akan menjadi pusat pemerintahan dan ekonomi Indonesia di masa depan. Dengan memanfaatkan kekayaan sumber daya air di Sungai Kayan, PLTA ini diharapkan mampu menyediakan listrik yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Pemerintah Indonesia memiliki komitmen kuat untuk menjadikan IKN sebagai kota yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Dalam konteks ini, PLTA Kayan Cascade akan memainkan peran kunci sebagai sumber energi hijau yang mendukung upaya ini. Energi yang dihasilkan dari proyek ini tidak hanya akan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil tetapi juga akan membantu menurunkan emisi karbon, sejalan dengan target Indonesia dalam mengurangi dampak perubahan iklim.

Listrik yang dihasilkan oleh PLTA Kayan Cascade akan disalurkan langsung ke IKN, memastikan bahwa kota ini memiliki pasokan energi yang stabil dan bersih. Dengan kapasitas listrik yang besar, PLTA ini akan mampu memenuhi sebagian besar kebutuhan energi IKN, baik untuk keperluan domestik, komersial, maupun industri. Selain itu, keberadaan PLTA ini juga akan mengurangi biaya energi jangka panjang dan meningkatkan kemandirian energi di IKN.

Pengembangan IKN dengan dukungan dari PLTA Kayan Cascade merupakan langkah strategis dalam menciptakan kota yang tidak hanya modern dan maju, tetapi juga bertanggung jawab terhadap lingkungan. Dengan memanfaatkan energi hidro yang melimpah di Kalimantan Timur, proyek ini akan memastikan bahwa pertumbuhan IKN terjadi tanpa merusak lingkungan alam, sehingga mewujudkan visi kota yang benar-benar berkelanjutan.

Dapat Support Dari Dukungan Dari Adik Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo

Hashim Djojohadikusumo, saudara dari Prabowo Subianto, telah menyatakan ketertarikannya untuk berinvestasi dalam proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Sungai Kayan atau Kayan Cascade yang terletak di Bulungan, Kalimantan Utara. Hashim memandang proyek ini sebagai kesempatan untuk memperluas investasi di sektor energi baru terbarukan (EBT) yang memiliki potensi besar di masa depan.

Dalam sebuah acara syukuran untuk pembangunan bendungan Kayan Cascade, Hashim, yang merupakan adik dari Presiden Terpilih Prabowo Subianto, menyatakan bahwa minatnya terhadap investasi di sektor energi terbarukan sudah ada sejak lama, serupa dengan investasinya sebelumnya di Kalimantan Timur. Pemilik grup Arsari ini juga menyampaikan kepada Prabowo niatnya untuk berpartisipasi dalam proyek besar yang diperkirakan memerlukan investasi sebesar US$17,8 miliar atau sekitar Rp 284,7 triliun.