Presiden Jokowi (Joko Widodo) telah menjelaskan penyebab kenaikan harga beras di Indonesia. Menurutnya, kenaikan ini tidak hanya terjadi di Indonesia, melainkan juga di negara-negara lain. Jokowi menyatakan bahwa situasi ini mirip dengan kenaikan harga barang-barang lain, seperti harga BBM (bahan bakar minyak), yang ikut naik saat harga pasar dunia meningkat.
Salah satu faktor yang turut mempengaruhi kenaikan harga beras adalah kebijakan sejumlah negara yang menghentikan ekspor beras, seperti India yang selama ini merupakan salah satu produsen beras terbesar di dunia. “Harga pangan juga mengikuti hal ini, terutama ketika beberapa negara berhenti mengekspor beras, seperti India yang memiliki produksi beras besar,” tambahnya.
Situasi ini mirip dengan kenaikan harga gandum yang signifikan, di mana Ukraina dan Rusia, dua produsen gandum besar, menghentikan ekspor gandum mereka. “Ukraina dan Rusia memiliki stok hingga 200 juta ton gandum yang mereka hentikan ekspornya, sehingga ini telah mengguncangkan dan meningkatkan harga gandum,” ungkap Jokowi.
Untuk mengatasi dampak kenaikan harga beras ini, Jokowi menekankan pentingnya tata kelola dalam negeri yang baik untuk meminimalkan dampaknya pada masyarakat. Pemerintah telah mengambil berbagai langkah, termasuk penyaluran beras melalui operasi pasar ke pasar tradisional dan ritel, serta pemberian bantuan pangan kepada masyarakat berpenghasilan rendah.
“Yang paling penting adalah bagaimana kita mengelola dan mengatasi ini. Yang paling penting adalah manajemen tata kelola kita dalam menghadapinya. Setelah ritel, semua beras akan didistribusikan oleh Bulog (Badan Urusan Logistik) dan masyarakat juga akan menerima bantuan ini seperti operasi pasar yang disediakan untuk rakyat,” jelasnya.
Pemerintah juga telah menyalurkan 210.000 ton beras kepada 21,3 juta penerima manfaat sebagai langkah untuk menjaga ketersediaan stok beras di masyarakat. Hal ini dilakukan untuk menjaga ketersediaan dan stabilitas harga beras di Indonesia.
Sebagai informasi tambahan, berdasarkan data Panel Harga Pangan Badan Pangan Nasional, harga rata-rata beras medium secara nasional sudah mencapai Rp12.760 per kilogram (kg), melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET) beras jenis tersebut sebesar Rp10.900 per kg. Demikian juga dengan harga rata-rata beras premium yang sudah mencapai Rp14.390 per kg, melebihi HET Rp13.900 per kg. Bagaimana tanggapan Anda soal kenaikan harga beras?