
Pemerintah Provinsi Sumsel akhirnya memulai pembangunan jalan khusus angkutan batu bara sepanjang 26,4 kilometer. Proyek ini bertujuan untuk mengurai kemacetan yang telah terjadi selama bertahun-tahun di jalan nasional dan provinsi.
Jalan khusus angkutan batu bara akan menghubungkan wilayah tambang di Kecamatan Merapi Timur, Lahat, hingga jalur logistik di luar pemukiman padat penduduk.
Pembangunan dimulai dengan prosesi peletakan batu pertama yang dipimpin oleh Gubernur Sumsel, H. Herman Deru, di Desa Cempaka Wangi, titik awal konstruksi jalan hauling. Diharapkan, proyek ini akan memberikan dampak positif terhadap pengurangan kemacetan dan peningkatan keselamatan jalan.
Pisahkan Jalan Warga dan Jalan Khusus Angkutan Batu Bara
Selama ini, angkutan batu bara sering menggunakan jalan umum seperti Jalinsum Lahat–Muara Enim dan Prabumulih–Palembang, yang menyebabkan kemacetan parah, peningkatan angka kecelakaan, dan kerusakan jalan. Gubernur Deru menegaskan bahwa dengan adanya rute khusus ini, truk batu bara tidak lagi melewati jalur umum yang padat aktivitas masyarakat.
“Jalannya dibuat khusus, dan tidak ada lagi alasan untuk truk batu bara berseliweran di jalan warga,” ujar Gubernur Deru. Langkah ini diharapkan dapat menurunkan angka kecelakaan dan kerusakan jalan yang selama ini menjadi masalah besar.
Dengan adanya jalan khusus ini, rute hauling akan lebih efisien dan cepat. Truk batu bara dapat menghemat waktu hingga 40%, sekaligus menurunkan biaya logistik. Jalan yang lebih lurus tanpa hambatan pemukiman dan lampu merah akan memungkinkan kendaraan pengangkut batubara beroperasi lebih cepat dan aman.
Bupati Lahat, Bursa Zarnubi, menyatakan bahwa proyek ini menjadi model percontohan. Jika berhasil, rute serupa akan diterapkan di kabupaten lain, seperti Muara Enim dan Banyuasin, yang juga menghadapi masalah serupa.
Pembangunan jalan khusus angkutan batu bara ini bukan hanya soal infrastruktur, tetapi juga langkah besar dalam tata kelola pertambangan yang ramah lingkungan dan mendukung kepentingan masyarakat. Diharapkan, dengan proyek ini, keselamatan pengguna jalan dan kualitas jalan negara dapat terjaga lebih baik. Jalan ini ditargetkan selesai pada akhir tahun ini dan beroperasi pada Januari 2026.
Demikian informasi seputar jalan khusus angkutan batu bara. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Futurebali.Com.