Dikabarkan bahwa kondisi harga batu bara saat ini, secara teknikal masih tengah berada di zona bearish. (Tribunnews.com)

Harga batu bara mengalami penurunan tipis dalam perdagangan terakhir. Pada Kamis (26/09), harga batu bara di pasar ICE Newcastle untuk kontrak pengiriman bulan ini ditutup pada level US$139,6 per ton, turun 0,11% dibandingkan hari sebelumnya.

Meski demikian, dalam sepekan terakhir harga batu bara masih mencatatkan kenaikan tipis sebesar 0,07%, walaupun selama sebulan terakhir harga justru melemah 4,38%.

Penurunan harga ini dipengaruhi oleh sentimen negatif dari China, di mana krisis industri baja tengah memburuk. Bloomberg Intelligence melaporkan bahwa industri baja di China sedang menuju gelombang kebangkrutan dan konsolidasi yang sangat dibutuhkan.

Sebanyak tiga perempat produsen baja di China mengalami kerugian sepanjang semester pertama 2024, dan beberapa di antaranya diprediksi akan segera bangkrut. Nama-nama besar seperti Xinjiang Ba Yi Iron & Steel Co dan Gansu Jiu Steel Group berada dalam risiko tertinggi.

Pemerintah China berusaha mendorong konsentrasi industri baja dengan menargetkan lima perusahaan besar menguasai 40% pasar pada 2025, dan 10 perusahaan terbesar menguasai 60%. Namun, meski ambisi ini dianggap realistis, China masih tertinggal jauh di belakang Korea Selatan dan Jepang dalam hal penguasaan pasar baja global.

Dampak langsung dari krisis industri baja di China terhadap harga batu bara sangat terasa. Pasalnya, sektor baja merupakan salah satu konsumen terbesar batu bara, dan setiap gangguan pada sektor ini dapat memengaruhi permintaan batu bara global.

Dengan China sebagai konsumen batu bara terbesar dunia, penurunan permintaan dari industri ini tentu memicu tekanan pada harga batu bara di pasar internasional. Secara teknikal, kondisi harga batu bara saat ini masih berada di zona bearish. Relative Strength Index (RSI) menunjukkan angka 44,2, yang mengindikasikan bahwa batu bara berada dalam tren pelemahan.

Selain itu, indikator Stochastic RSI berada di angka 91,56, yang berarti harga batu bara sudah berada dalam kondisi jenuh beli. Saat ini, harga batu bara berada di pivot point US$139 per ton, dengan target support di kisaran US$138-135 per ton dan target resisten terdekat di kisaran US$140-141 per ton.

Demikian informasi seputar harga batu bara terbaru. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Futurebali.Com.