
Setelah hampir dua dekade vakum, Libya kembali membuka peluang eksplorasi migas asing bagi perusahaan internasional. Langkah ini diambil setelah stabilitas politik negara tersebut mulai membaik, mengakhiri periode ketidakpastian yang dimulai sejak jatuhnya rezim Gaddafi pada 2011.
Kepala Korporasi Minyak Nasional Libya (NOC), Masoud Suleman menyebutkan bahwa puluhan perusahaan internasional, termasuk BP dan Eni, telah menunjukkan minatnya terhadap proyek eksplorasi migas yang kini dibuka.
Libya menawarkan 22 proyek blok migas, baik daratan maupun lepas pantai, dengan harapan dapat menarik lebih banyak investasi asing untuk meningkatkan produksi migas.
Proses lelang itu merupakan yang pertama kali dilakukan sejak berakhirnya era Gaddafi, dan dipandang sebagai langkah penting untuk mengembalikan posisi Libya sebagai salah satu negara penghasil energi utama di Afrika Utara.
Libya Buka Eksplorasi Migas Asing Setelah Vakum 20 Tahun
Dengan cadangan migas sebesar 91 miliar barel, Libya menyimpan potensi besar untuk memenuhi kebutuhan energi global. Pemerintah Libya berharap, dengan dimulainya kembali eksplorasi migas asing, negara tersebut dapat meningkatkan produksi minyaknya dari 1,4 juta barel per hari menjadi 1,6 juta barel pada 2027.
Langkah itu tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan cadangan devisa tetapi juga memperkuat ekonomi nasional yang sempat melemah akibat ketidakstabilan politik.
Selain itu, Libya juga berencana untuk memperkuat kerja sama maritim dengan negara-negara sekitar, termasuk Turki, guna mengamankan potensi sumber daya alam di wilayah perairannya.
Pemerintah setempat berharap, dengan stabilitas yang terjaga, dapat menarik lebih banyak investor untuk mendukung program ekspansi energi negara tersebut.
Demikian informasi seputar pembukaan eksplorasi migas asing oleh Libya. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Futurebali.Com.